Oleh :
Muhamad Fajar Pramono,
Dosen UNIDA Gontor
SEPERTI Permainan Bola pada mulanya bola dikuasai oleh paslon 1. Permainannya agresif dan menyerang.
Tidak hanya pemain yg diserang, termasuk wasit dan penjaga garis bahkan pelatihnya juga diserang/ diprovokasi.
Namun setiap serangan (tembakan) yang dilakukan paslon 1 selalu meleset, terakhir dlm kasus di Coper. Dihalau dengan baik penjaga gawang paslon 2.
Faktor kegagalan tembakan paslon 1 sering meleset dan tidak akurat. Disamping hanya bermodal berani, tetapi minus konsep. Akhirnya sering blunder.
Sedangkan paslon 2 pada mulanya menggunakam pola permainan bertahan. Kini telah menemukan performanya. Perpaduan antara bertahan dan menyerang (serang balik) membuat paslon 1 putus asa. Hal ini terlihat ketika mendapat serangan balik dari paslon 2 menjadi gagap dan kedodoran.
Paslon 1 justru permainannya menjadi kedodoran dan terlihat "frustrasi". Karena serangan-seranganya (tembakan2nya) selalu meleset dan tidak akurat.
Ada 3 faktor penyebabnya (paslon 1): 1) Seranganya tidak terkonsep dan hanya mengandalkan keberanian (jika tidak boleh disebut nekad). 2) Pertahanan paslon 2 cukup kuat dan handal. 3) justru yg menakutkan serangan balik dari paslon 2 yg menyebabkan permainan paslon 2 kedodoran.
Tidak tahu dalan situasi injury time ini paslon 1 apa masih bisa merubah keadaan.
Wallahu A'lam
Cokromenggalan, 2 Desember 2020
(opini/****)
Komentar
Posting Komentar